Wednesday 19 February 2020

Kelopak Bunga Kamboja


Assalamualaikumwarohmatullahiwabarokatuh
Salam persaudaraan...

Sedikit berbagi cerita semoga bermanfaat..

Kami ber berjumlah 29 siswa, 4 siswa di antara kami ber sabuk putih. Itu tandanya sudah dekat waktunya untuk wisuda atau d sah kan..
Latian seperti biasa mulai jam 20.00 sampai jam 22.00 istirahat secukupnya lanjut latian sampai jam 3.00 dinihari..
Istirahat latian biasanya kami berkumpul sesama saudara jauh dri tempat istirahat para pelatih sehingga kami leluasa  untuk tanya jawab, mempersiapkan materi juga mengenal satu sama lain.

Malam itu terasa istimewa bagiku.. istirahat tak seperti biasanya..  kami 29 siswa duduk rapi berbaris dan para pelatih duduk di depan kami memberikan motivasi luar biasa serta memberikan kesadaran diri lebih dalam mengenai kesadaran diri, dimana ketika hidup itu harus mengerti tentang empan papan, amanah dan bertanggung jawab kpd apapun dan belajar meyakini apa yg di ucapkan serta d lakukan kalo iya ya iya, kalo tidak ya tidak. Itu prinsip untuk hidup bersosial memayuhayuning bawono. (Ucap pelatih saya).

Selanjutnya pelatih kami memberikan tugas kpd kami mempersilahkan siapa saja untuk perwakilan masuk ke  makam,
kebetulan tempat latian kami di gedung madrasah samping pemakaman umum.
Tugasnya yg d berikan adalah mencari bunga kamboja yg jumlah kelopaknya 4 helai.

Mana mungki ada ucap saya dalam hati...  Di pemakaman itu walaupun banyak pohon bunga kamboja tp apa mungkin ada kelopak bunga kamboja yang jumlahnya 4 helai... Beliau melihat kami dari ujung barisan hingga tepat pandanganya kepada ku.. beliau menunjukku untuk masuk ke pemakan itu dan mmberikan pesan untuk menjaga estetika menjelang masuk dan d dlam makam. Saya pun mngerti maksudnya untuk berdoa, dan sayapun segera keluar barisan berjalan masuk ke pemakaman tsb.. lama sekali saya menunduk kebawah mencari bunga yg d maksud sama mas pelatih ku..
hampir setengah pemakaman saya berkeliling..
tak lama kemudian ada dari salah satu saudara satu leting ku menyusul.. kelihatan masuk ke dalam pemakan dg jalan yg sama spt yg saya lalui tadi... sepertinya dia pun di tugaskan untuk mencari bunga tsb.
Ketika hendak saya hampiri dia menunduk dan berbalik arah kembali keluar pemakaman.
Saya pun mlanjutkan pencarian ku mncari bunga itu..
Selang beberapa sa'at terdengar suara mas pelatih memanggil q untuk segera kembali... Saya bergegas kembali dan ternyata mas pelatih tsbt sudah memegang bunga yg d maksudkannya..
sayapun heran.. apakah saudara q yg menemukannya sementra jalan yg ia lalui sama dg jalan q. Namun kenapa sayaa tdk mnemukannya. (Dalam hati)
Ojo gumunan (jangan mudah heran/takjub) kata pelatih sayaa...
Sambil mmpersilahkan saya kembali duduk masuk barisan.
Beliau melanjutkan perkataannya...
Sebelum kamu masuk, ada keraguan kebimbangan tdk yakin kalo kamu akan menemukannya bukan...?
Nggeh mas jawab saya...

Tidak apa22 setidaknya kamu sudah amanah mau berusaha mencarinya. Dan akhirnya kamu akan tau usahamu tdk akan membuahkan hasil kalau kamu tdk meyakini atas apa yg kamu lakukan...



Setiap guru atau pelatih tdk sembarangan memberikan tugas, meskipun bagimu itu mustahal  namun kalo kamu meyakini sesuatunya pasti ada pelajaran berharga. Maka kamu akan melakukanya dg serius penuh keyakinan.
Itu proses pembelajaran yg tdk terkurikulum namun ada di dalam kepelatihan psht untuk siswanya.
Jadi jangan coba22 menyepelekan apa yg ada d dalamnya. Karna itu awal untuk kamu mnjalani hidup d luar. Gaweo seneng marang lian. Sepadan tindak tanduk lan omongane. Golek slamet dawahing wingking.

Terimakasih..

Thursday 10 October 2019

KEJAWEN ADALAH BUKAN AGAMA

                 

 DAHULU PADA JAMAN BUNG KARNO ADA SEKELOMPOK ORANG YG MENG-AGAMAKAN LALU DIBUBARKAN DAN PADA WAKTU JAMAN SOEHARTO DIHIDUPKAN KEMBALI MELALUI PERKUMPULAN "SUBUD" SEBAGAI, PENGEJAWANTAHAN KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA.

   KEJAWEN MEMPUNYAI ARTI: PRILAKU-NYA ORANG2 TANAH JAWA YG "BERBUDI PEKERTI".
   ULASAN INI AKAN MENJADI PENJELASAN KEJAWEN tentu saja tidak memiliki KITAB SUCI sebagaimana layaknya semua agama2 yang ada.
1. Karena KEJAWEN bukanlah AGAMA melainkan pandangan hidup yang sudah turun temurun ribuan tahun, melalui proses asimilasi dan sinkretisme dengan nilai-nilai agama yang pernah ada di bumi nusantara.
“Kitab Suci” Kejawen adalah hidup itu sendiri.
Hidup yang meliputi jagad gumelar. Terdiri dari kehidupan sehari-hari, kesejati di dalam diri, dan apa yang ada di dalam lingkungan alam sekitarnya. Semua itu disebut sebagai “kitab satra jendra”.
Cara membacanya bukan dengan ucapan lisan, melainkan dengan perangkat ngelmu titen yang berlangsung turun-temurun. Membaca “kitab sastra jendra” dengan menggunakan ngelmu titen, indera yang digunakan adalah indera keenam (six-sense) atau indera batin. Keberhasilannya ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam mengolah rahsa-pangrasa yakni rasajati atau rahsa sejati.

2. Di samping nilai-nilai kearifan local yang adiluhung, Kejawen menjadikan nilai- nilai “impor” yang dinilai berkualitas sebagai bahan baku yang dapat diramu dengan nilai kearifan local. Keuntungannya justru terjadi proses penyempurnaan seperangkat nilai dalam pandangan hidup Jawa atau Kejawen. Jika definisikan, mistik kejawen merupakan hasil dari interaksi nilai-nilai kearifan local yang terjadi sejak zaman kuno pada masa kebudayaan spiritual animisme, dinamisme, dan monotesime hingga saat ini. Sikap terbuka, menghargai dan toleransi, serta dasar spiritual cinta kasih sayang membuat Kejawen mudah menerima anasir asing yang positif. Berbeda dengan nilai agama yang bersifat statis, kaku atau saklek dan anti-perubahan, nilai-nilai dalam falsafah hidup Jawa bersifat fleksibel dan selalu berusaha mengolah nilai-nilai kebudayaan asing yang masuk ke nusantara misalnya Budha, Hindu, Islam, Kristen, dan sebagainya. Yang terjadi bukanlah kebangkrutan nilai-nilai falsafah Jawa itu sendiri, sebaliknya justru mengalami penyempurnaan seiring perjalanan waktu. Hingga terdapat anekdot, kalau nilai agama masuk sampai mendarah- daging, pandangan hidup Jawa bahkan mbalung-sungsum sehingga tidak pernah lapuk dan selalu eksis. Tidak hanya pada usia tua, bahkan masyarakat usia muda banyak pula yang diam- diam menghayati dan mengakui fleksibilitas dan kedalaman falsafah Kejawen. Seperti kekuatan misterius, terkadang semangat penghayatan dirasakan tiba- tiba muncul dengan sendirinya seperti panggilan darah.

3. Ritual, yang dilakukan oleh penghayat falsafah hidup Jawa.
Walaupun latar belakang keagamaan masyarakat Jawa berbeda-beda, namun memiliki unsur kesamaan dalam tata laksana ritual Jawaisme. Bedanya hanyalah pada bahasa yang digunakan dalam doa atau mantra. Namun hakekat dari ritual adalah sama saja yakni bertujuan untuk selamatan. Selamatan adalah tata laku untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Suci. Maka dalam ritual banyak terdapat ubo rampe, atau syarat-syarat sesaji, di dalamnya banyak sekali mengandung maksud permohonan doa kepada Tuhan YME.
Misalnya pada saat bulan Ruwah merupakan bulan arwah dilaksanakan acara selamatan nyadran. Bulan ruwah tepatnya satu bulan menjelang bulan puasa, hendaknya orang memuliakan para arwah leluhurnya, mendoakannya agar mendapat tempat yang mulia, luhur, dan suci. Dibuatlah ketan, kolak dan kue apem, berarti sedaya kalepatan nyuwun pangapunten. Mohon ampunan atas segala kesalahan semasa hidup. Apem berarti affuwwun, adalah lambang permohonan ampunan kepada Tuhan. Dilanjutkan acara nyekar atau ziarah dan gotong royong bersih-bersih serta merawat makam para leluhurnya sebagai wujud tindakan nyata.

Friday 27 September 2019

Ungkapan syukur munajat tuhan




Semua usaha akan sia-sia tanpa di sertai do'a.
Berdoa tanpa usaha pun sama kurang lengkapnya.

Monday 11 March 2019

KI HAJAR HARJO UTOMO





KI HAJAR HARJO UTOMO

1. Ki Hajar Harjo Utomo lahir di Madiun tahun 1890. Nama kecil beliau adalah Mingun yang saat beliau dewasa dipanggil Harjo.

2. Tahun 1905, Lulus SD (Sekolah kelas II atau HIS) kemudian magang guru di SD Beteng Madiun. Karena tidak cocok dengan bakatnya, Bapak Harjo Utomo bekerja di SS (PJKA) sebagai Leerling Boombts di Bondowoso, Panarukan, dan Tapen. Sikapnya terlalu berani kepada atasan, kemudian meninggalkan pekerjaan dan pulang ke Madiun.

3. Tahun 1906, Menjadi mantri pasar di pasar Spoor Madiun. Empat bulan ditempatkan di Mlilir, mendapat promosi karena dapat memungut pleser penjual kayu yang sengaja tidak bersedia membayar pleser. Diangkat menjadi ajunct opsioner pasar Mlilir, Dalapa, Uteran, dan Pagotan, belum 1 tahun keluar.

4. Tahun 1916, Menikah dan bekerja di pabrik gula Rejo Agung Madiun. 

5. Tahun 1917, ujian Boombte rumah gadai. Setelah lulus kemudian keluar dari pabrik gula Rejo Agung sambil menunggu panggilan rumah gadai. Selama menganggur satu tahun, bertemu orang tua dari Tuban.
Diajak jalan-jalan malam di Derde kanaal (tiga kanal) Jiwan Madiun. Mendapat lambang baik kemudian bekerja di stasiun Madiun sebagai pekerja harian. Mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” memberantas rentenir VSTD (Persatuan Pegawai KA). Kemudian diangakt menjadi Hoofd Commissariesmen Madiun. Pada tahun ini juga beliau nyantrik ke Pak Suro menjadi calon anggota SH. Pada tahun itu SH baru berdiri dengan nama “Jaya Gendilo Cipto Mulyo”. Bapak Harjo Utomo menjadi SH-wan yang disayang Pak Suro.

6. Tahun 1922, dalam keadaan menganggur, Bapak Harjo Utomo berkeliling mendirikan SH Pencak Sport Club. Seiring berjalannya waktu SH Pencak Sport Club berubah nama menjadi Pemuda Sport Club (SH PSC) yang pertama kali berdiri di Pare Kediri. Siswa pertamanya adalah Sdr. IDRIS di Dandang Lonceret (Nganjuk). Siswa yang lain adalah: MUJINI dan JAYAPANA, sisanya tersebar di Kertosono, Jombang, Ngantang, Madiun, Lamongan, Yogyakarta, dan Solo. Pendirian Pencak ini pada dasarnya adalah untuk menanamkan semangat keberanian kepada penjajah Belanda. Dengan kegiatan tersebut beliau sering keluar masuk tahanan, juga karena aksi buruh di SS (PJKA).

7. Tahun 1923, Masuk Sarekat Islam (SI) menjadi pengurus. Kemudian memimpin pemogokan bersama Sdr. Jayadiharja. Bapak Harjo Utomo dipecat. SI pecah menjadi SI Hijau dan SI Merah, dimana SI Merah diketuai oleh Joyodiharjo dan Bapak Harjo Utomo sebagai penulis. Bapak Harjo Utomo keluar masuk tahanan dan akhirnya ayahnya meninggal.

8. Tahun 1925, pulang dari tahanan. Putrinya yang bernama Harsining sudah berumur 1 tahun 6 bulan.

9. Tahun 1926, ditangkap lagi saat Ibu Harjo mengandung 6 bulan (Harsono). Dalam penjara Madiun tercium adanya gejala pemberontakan. Bapak Harjo terlibat dalam kasus tersebut, sehingga tahanannya ditambah 5 tahun. Bapak Harjo dipindahkan ke bui Cipinang, 2 bulan pindah ke bui Padang Panjang (Sumatra).

10. Tahun 1931, beliau pulang dari pembuangan. Mulai tahun inilah menetap di Pilangbango Madiun dan memberikan pelajaran Pencak (SH PSC). Sejak menetap di Pilangbango nama Mingun dirubah menjadi Hardjo. Ki Hadjar adalah gelar yang disematkan pada beliau oleh para muridnya sebagai penghargaan sebagai guru. Adapun penghidupannya selalu tidak tetap, pernah ditolong Pak Suraji menjadi Rectewtenen (Direktur tenun), Redactur harian, dan juga Pakrul (Pengacara).

11. Tahun 1932, Bapak SUNAR (keponakan Bapak Harjo Utomo), Bapak HARJO MARJUT (anak angkat Bapak Harjo Utomo), dan SUNYONO WARDOYO mulai berlatih Pencak ke Bapak Harjo Utomo. Latihan diadakan di Pilangbango.

12. Tahun 1933, Bapak SUWARNO (Oro-Oro Ombo), Bapak SURATNO (Oro-Oro Ombo), Bapak IRSYAD dan Bapak SANTOSA dari Surabaya.

13. Pada tahun 1934 LULUSLAH KADE PERTAMA SETIA HATI DIBAWAH ASUHAN BAPAK HARJO UTOMO, yang terdiri dari : 


  1. Bapak Sunar ( keponakan beliau )
  1. Bapak Harjo Marjut ( anak angkat beliau ) 
  1. Bapak Sunyono Wardoyo 
  1. Bapak Suratno 
  1. Bapak  Irsyad
  1. Bapak santoso
  • a. Jl. Ponorogo, Madiun, dibawah Leider Bp. Sumo Sudarjo 
  • b. Ponorogo, dibawah leider Bp. GUTOMO 
  • c. Di Oro2 Ombo Madiun, dengan pimpinan Sdr. Suwarno 
  • d. Di Kapatihan Madiun, dipimpin Bp. Harjo Sayono
  • e. Di Taman Siswa, dipimpin Bp. Sunaryo & Bp. SUKOCO 
  • f. Klegen Madiun , dipimpin Bp. Sumodiran 
  • g. Pengangangan Madiun, dipimpin Bp. Harjo Pramodjo 
  • h. Saradan Madiun, dipimpin Bp. M. Irsyad 
  • i.  Di Muhammaddiyah Madiun, dipimpin Bp. Suwarno 
  • j. Cabang Sala, dipimpin Bp. DARSONO
Leider Cabang diluar Madiun :
  • a.Maospati, dipimpin Bp. ISLAM dan Bp. SOEMO SOEDARDJO, juga meliputi Magetan
  • b. Saradan, dipimpin Bp. M. Irsyad 
  • c. Pati, dipimpin Bp. Sumo Sudarjo 
  • d. Ponorogo, dirangkap oleh Bp. Suwarno (Bp. Gutomo dipindah ke Jombang) 
  • e. Sala, dipimpin Bp. Darsono, yang kemudian diganti oleh Bp. MURTAJI WIJAYA, dibawah pengawasan Bp. Suwarno
  • a.SETIA HATI WINONGO, dibawah pimpinan Bp.Mustomo 
  • b. SH. PSC, dibawah pimpinan Bp. Suwarno 
  • c. TUHU TEKAD, dibawah pimpinan Bp. Subeni
  • d. BUDINING TARUNG, dibawah pimpinan Bp.Djarmin 
  • e. PAS ANDALAS, dibawah pimpinan Bp. Ilyas 
  • f. PECUT JAKARTA, dibawah pimpinan Bp. Diran 
  • g. SADEWA, dibawah pimpinan Bp. Panji Suryonitiharjo
  • h. SUMARAH, dibawah pimpinan      Bp.Musirin 
  • i. CIMANDE, dibawah pimpinan Bp. Wirya dari Cianjur

14. Tahun 1934 bersamaan dengan lulusnya kader pertama Setia Hati, masuk pula menjadi siswa SH antara lain : 
a. Bapak HARJO SUYONO 
b. Bapak SUMODIRAN 
c. Bapak SUTOMO 
d. Bapak SUMODIRJO 
e. Bapak BADINI 
f. Bapak PAMUJI (Laksamana Purnawirawan)

15. Tahun 1935 diadakanlah RAPAT penggantian nama PENCAK SPORT CLUB menjadi PEMUDA SPORT CLUB, dan sekaligus dibentuk pengurus organisasinya yang terdiri dari :
Bp. Harjo Utomo, Bp. Santosa, Bp. Sutomo, Bp. SUNARYO, Bp. DANU, Bp. Sunyono.

16. Pada tahun 1936, telah terbentuk Cabang2 pelatihan SH. PSC. Antara lain di:


17. Pada tahun 1937, diadakan CONGGRES PERTAMA, yang menghasilkan keputusan reorganisasi antara lain: PENGURUS PUSAT: Bp.Harjo Utomo, Bp. Sumo Sudarjo, Bp. Sunaryo, Bp. Suwarno, Bp. Danu.

18. Pada tahun 1938, terjadi penyempurnaan Leiderschaap SH. PSC. Sebagai berikut:
Bp. Harjo Utomo, Bp. Sumo Sudarjo, Bp. HARJO GIRING, Bp. Sunaryo, Bp. Danu, Bp. Sumodiran, Bp. Harjo Pramojo, Bp. Suwarno.



19. Pada tahun 1940, dengan Bp. Harjo Utomo sakitnya bertambah parah, maka diadakan reformasi, dimana UNTUK SEMENTARA MANDAT PENUH SEBAGAI PIMPINAN PUSAT DISERAHKAN KEPADA Sumo Sudarjo. Dimana tidak lama kemudian Sumo Sudarjo pindah pekerjaan ke Surabaya, sehingga otomatis pimpinan pusat menjadi kosong.

20. Pada tahun 1942, PECAH PERANG DUNIA, dan Jepang masuk secara mendadak ke Indonesia, dan SH. PSC. Menjadi berhenti sementara.

21. Pada tahun 1943, oleh Pemerintah DAE NIPPON telah diijinkan kembali bahkan pencak silat agar DIHIDUPKAN KEMBALI dibawah suatu ikatan dengan nama : SHI THAI KU KAI, dimana Bp. Suwarno ditunjuk sebagai pimpinan pelatih kota.
Perkumpulan Pencak Silat di Madiun yang tergabung dalam SHI THAI KU KAI pada saat itu adalah: 


22. Tahun 1951, tepatnya tanggal 25 Maret diadakan deklarasi pendirian Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Nama Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan usulan dari Bapak Suratno Surengpati sejak tahun 1948. Tempat deklarasi di rumah saudara Santosa Jalan Dr. Sutomo No.76 Madiun. Di ikuti oleh 30 kadang       Setia Hati, antara lain: RM.Sutomo Mangkujoyo, Santosa Kartoatmodjo, Moh. Irsyad, Harjo Pramodjo (Harjo Marjut), RADEN SUMAJI, RADEN BAMBANG SUDARSONO, Jendro Darsono, SUGIARTO, Sumo Sudardjo, ARSIDIN, Harjo Giring, HARJO WAGIRAN, HARSONO, Badini, SUHARYO, UTOMO MULYOPROJO, HADIWIJOYO, UMAR KARSONO, SALYO HS, MUNTORO, SULAIMAN, Sumodiran, SUKIMAN, MAKUN, SAYOGYO, ASMADI, DARMADI, SUYONO, ASMUNGI, SASTRO BASUKI.

23. Hari Ahad Pahing tanggal 18 April 1952, Bapak Harjo Utomo wafat. Karena jasajasa sebagai Perintis Kemerdekaan, beliau mendapatkan pensiun sebagai pahlawan Perintis Kemerdekaan.

Friday 8 March 2019

Kriteria atau syarat untuk LATIHAN PSHT.


Ada yang berkata...

"Saya dari keluarga yang kurang mampu"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya tdk berpendidikan tinggi"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya mantan preman"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya bertato"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya punya cidera pernah patah tulang"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya punya penyakit dalam"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya sudah berkeluarga"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya tidak bisa membaca dan menulis"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya berbeda agama"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya bukan orang indonesia"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya pernah Ikut perguruan lain"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya buta warna"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?
"Saya bukan keturunan manusia"
Apakah saya bisa ikut LATIHAN PSHT?

Semua itu adalah pertanyaan yg sering orang awam ajukan ke kami,

Semoga dengan tulisan ini semua bisa paham dan tanpa ragu dengan kemampuan diri sendiri,

Di psht itu tidak pernah ada larangan untuk siapapun yg ingin bergabung dan menjalin persaudaraan lewat organisasi ini,

jika kamu memiliki kekurangan sudah sudah takdirnya kita sbg manusia untuk bisa saling melengkapi,

Tidak perduli asal mu dr mana,
agama mu apa, warna kulit mu apa, suku mu apa, kekurangan mu apa, cerita masa lalumu bagaimana,
jika memang kalian niat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi bagian dr kami pasti kami dengan senang hati menyambut kehadiran kalian tanpa membahas kekurangan atau masalah tersebut,

Dan tidak kalah penting bahwa Di psht juga terdapat seleksi alam yg bahkan bisa menyingkirkan yg terkuat dan menjadikan yg terlemah untuk sampai ke pengesahan,
semua tergantung pada diri masing-masing seberapa niat dan kesungguhan dalam berlatih (sepiro gedene sengsoro yen tinompo amung dadi cubo).

Di psht kami bukan menyeleksi, memilih maupun memilah siapa yg berhak menjadi bagian dr keluarga besar psht,
dengan nama PERSAUDARAAN kami belajar untuk saling bertanggung jawab, menjaga, mengasihi, dan juga melengkapi.

Pada intinya psht bukan sekedar bela diri tp ada persaudaraan, ke sh an, kesenian, olah raga dll,
Di sini kami belajar saling merasakan kesusahan satu sama lain, salah satu salah semua, sakit satu merasa sakit semua itulah indahnya persaudaraan di psht,
Jangan pernah takut, malu, maupun minder untuk bergabung dengan kami, 

percayalah pada diri kalian sendiri maka kami juga akan mempercayai kalian,
semangat kalian semangat kami juga, keringat kalian keringat kami juga,,,

"Salam Persaudaraan"

PSHT RAYON CIBESEL

Wednesday 13 February 2019

SEJARAH ALASAN SH TIDAK BOLEH BERPOLITIK PRATIS.


        Dalam ad/art SH Terate Bab III pasal 4 ayat 3 sudah jelas berisikan tentang LARANGAN Organisasi berkejasama atau berafiliasi dengan partai maupun gerakan politik manapun.
        Larangan tertulis dan normatif tentang larangan SH berafiliasi dengan gerakan politik manapun dimulai pada era tahun 1960 - 1965, dimana suhu politik tanah air kala itu sangat panas antara kubu komunis dengan kubu nasionalis & islam. 
        Di SH Terate antara tahun tahun politik tersebut dikarenakan pengaruh ideologi yang kuat juga terjadi perpecahan antar saudara, banyak pengurus sepuh SH Terate yang tidak aktif atau bahkan mengundurkan diri dari organisasi hingga puncaknya adalah peristiwa G30S/PKI, 
sementara di Winongo ditahun yang sama juga terjadi hal yang sama di mana banyak saudara tua meninggal, sebulan setelah pemberontakan PKI pada 15 Oktober.
Bpk RDH Soewarno ditugaskan untuk menghalau pengaruh ideologi dan sebagai Hankam beliau mengkader & mewadahi saudara saudara di Winongo dalam SH Winongo Tunas Muda. 
Sejak peristiwa kelam tersebut SH Terate vacum/ tidak berkegiatan sementara dikarenakan banyak
sesepuh yang hilang, ditahan atau meninggal dunia (semoga Allah menerima disisinya).
Hingga tanggal 11 Agustus 1966 digelar rapat pengurus pusat SH Terate di Madiun untuk menyelamatkan SH Terate. 
Dengan hasil keluarlah SURAT INTRUKSI 006/Sec/SHT/66 yang ditandatangani Ketua I SH Terate Soetomo Mangkoedjojo dan Sekretaris R. Koeswanto BA dengan salah satu hasilnya adalah SH Terate bersikap NETRAL dan membebaskan diri dari kepentingan POLITIK PRAKTIS.
sejarah telah mengajarkan kita untuk tidak berbuat salah ke dua kalinya.

Utamakan persaudaraan

Monday 4 February 2019

MUKADIMAH PSHT



MUKADIMAH PSHT
          Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan;
demikian pun kehidupan  manusia sebagai mahkluk Tuhan yang terutama,
hendak menuju keabadian kembali kepada causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada,
melalui tingkat ke tingkat namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu
telah tersimpan menyelinap di lubuk hati sanubarinya.

          SETIA HATI sadar menyakini akan hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai
selubung hati nurani dimana “SANG MUTIARA HIDUP” bertahta.

          Pencak silat salah satu ajaran SETIA HATI dalam tingkat pertama
berintikan seni olah raga yang mengandung unsur pembelaan diri untuk
 mempertahankan kehormatan, keselamatan dan kebahagiaan dari kebenaran terhadap setiap penyerang.

          Dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan dari kebenaran hidup yang
sesungguhnya bukanlah insan, mahkluk atau kekuatan yang diluar dirinya;
Oleh karena itu pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan
kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi.`

          Maka SETIA HATI pada hekekatnya tanpa mengingkari segala martabat-martabat keduniawian,
tindak kandas/tenggelam pada jajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan saja,
melainkan lebih menyelami kedalam
lambang pendidikan kejiawaan untuk memiliki sejauh-jauh kepuasan hidup abadi lepas dari pengaruh rangka dan suasana.

          Sekedar syarat bentuk lahir, disusunlah Organisasi dalam rangka
“Persaudaraan Setia Hati Terate”, sebagai ikatan antara saudara “SETIA HATI”
(SH) dan lembaga yang bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita.

Di susun oleh : Bpk. Djendro Dharsono (1951)

Video mukadimah psht

Wednesday 15 August 2018

NGUPOYO SUPADOS MBOTEN NGANTOS KEPATEN OBOR


           Selamat datang pengunjung blok yang budiman.
Serta seluruh mahluk Tuhan di muka bumi ini.
Tanpa kita beda-bedakan satu sama lain.
           Atas dasar mengingat pitutur dari pelatih kami dulu.

Pelatih : ada yang sakit dek?
Siswa : tidak mas.. (wajib tegas)
Pelatih : bagus... Sehat ya.. untuk memecah keheningan di sepertiga malam ini saya beri kesempatan apakah ada yang mau di pertanyakan??
Siswa : ???? (Clingak clinguk dan merasa bingung karna sabuknya sudah hijau jadi sebagian ilmu
ke sh an sudah di sampaikan oleh seluruh pelatihnya)
Pelatih : baiklah.. kalo tidak ada saya yg bertanya. KENAPA ILMU SH BOLEH DI PELAJARI OLEH MANUSIA DARI AGAMA APAPUN DAN DARI SUKU MANAPUN???
Siswa 1 : karena asli dari nusantara mas...
Pelatih : benar tapi adakah jawaban yg lain?
Siswa 2 : karena merupakan ajaran adhiluhung yg berlandaskan keyakinan ketuhanan dan bisa di satukan dengan agama manapun.
Pelatih : benar juga... Jawabanya dari pertanyaan kenapa di perbolehkan karena pendiri Sh ki ageng suro diwiryo memandang semua manusia dari sisi kemanusiannya bukan dari macam ras suku dan agama. Ora mbedakno marang kang sepodopodo.

Begitulah kisah dari mas pelatih

Nantikan kisah lainnya....
Salam persaudaraan

Friday 6 April 2018

Urip mung sakdermo nglampahi


Poro kadang,sejatine KANG TANPO WATES wus lenggah wates netramu.
Ojo klilipen donya,buka en senthong papan pasemeden manahmu....
RASAKNO pepadang papan ing satengahing lugu....
ROSO TANPO WATES ngalahake jembare segara...
Iyo roso NJUNJUNG SARTA NGAJENI SAGUNG DUMADI...
Iyo roso kang tansah NYEBAR WINIHING KATRESNAN
Iyo roso KANG NGUEHAKE WELAS ASIH...
Iyo rasaning biyung nyusoni putro ontang anting.
ROSO TANPO WATES UGEMONO..
coba mandego sauntoro....
MENENG
HENING
NONG
Monggo sami LURUH....LURUB...NYAWIJI....
SEDULUR TUNGGAL BANYU.....

Monday 22 January 2018

WALLPAPER PSHT HD


Persaudaraan Setia Hati Terate.

Dengan garis besar bertujuan untuk "MENDIDIK MANUSIA BERBUDI PEKERTI LUHUR TAU BENAR DAN SALAH"

Kenapa demikian?,,,


Kenapa ada Kendekar yang masih membuat keributan kerusuhan dan meresahkan masyarakat?


Ya... Karena pada dasarnya kalo semuanya sudah berbudi pekerti luhur maka tidak akan ada sebuah tujuan yang demikian,

kalo yang di dalamnya berisi orang-orang yang sudah berbudi pekerti luhur tau benar dan salah, maka untuk apa kami (PSHT) bertujuan demikian,,,,
        Adanya tujuan seperti itu karena kami merasa belum baik, belumm bisa mjd manusia yang berbudi pekerti luhur,
maka dari situ lah kami selalu berupaya dan berusaha agar bisa Berbudi luhur, berbakti kepada Tuhan,
kepada Orang tua, kepada Guru, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta dan Memayuhayuning Bawono.
berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.

Dengan latihan olah raga agar mendapatkan kesehatan dari Tuhan YME, salah satu upaya kami.

Ketika badan Kita sehat maka akan terdapat jiwa yang kuat, jiwa yang mampu mengemban amanah dari tuhan.
jiwa yang mampu berjuang untuk sebuah kebaikan, atas dasar Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu,
tidak dilandasi hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat,
juga bukan persaudaraan yang dibatasi suku, ras, agama dan antargolongan.
kami memandang semua dari sisi kemanusiannya, sesama makhluk ciptaan tuhan untuk berusaha memanusiakan manusia.
juga. 
Persaudaraan yang tulus dengan didasari Rasa saling Sayang menyayangi, Hormat menghormati dan BERTANGGUNG JAWAB.

Dan tidak cuma dengan olah raga namun juga kami belajar mengolah rasa, agar tabir di dalam hati sanubari terbuka,

semoga hati kami tdk terselubung dengan sesuatu yang menyebabkan kebencian, Iri Hati, sombong dan semua penyakit Hati lainnya.

Di mana sang mutiara hidup bertahta untuk mencapai causa prima.


Soretan tulisan ini tidak lain untuk pengeleng (pengingat) diri kami.


Semoga PSHT JAYA SELAMNYA dengan koridor Yang sesuai tujuanya..


amiin.. amiin.. amiin.. Ya Robbal Alamin....



Salam Persaudaraan...


Thursday 18 January 2018

PENCAK SILAT SETIA HATI

KI NGABEHI SOERODIWIRYO

Ki Ngabehi Soerodiwiryo

Ki Ngabehi Soerodiwiryo

Nama kecilnya MAS MOHAMAD MASDAN , dilahirkan pada
tahun 1876 M , putra sulung Ki Ngabehi Soeromihardjo mantri cacar di Ngimbang
Jombang Jawa Timur , keturunan Bupati Gresik Surabaya yang juga keturunan dari Batoro
Katong di Ponorogo , Putra Prabu Brawidjaya Madjapahit .

Putra Ki Ngabehi Soeromihardjo ada 5 ( lima ) orang :
1. Ki Ngabehi Soerodiwiryo ( Masdan ) .
2. Noto ( Gunari ) , di Surabaya .
3. Adi ( Soeradi ) , di Aceh .
4. Wongsohardjo , di Madiun .
5. Kartodiwiryo , di Jombang